Muara Enim, Sumatera Selatan, mnctvano.com,- Jalan Aset Pertamina di Desa Tanjung Menang Kecamatan Rambang Niru tepatnya di SP 8 yang saat ini rusak parah kuat dugaan oleh aktifitas kegiatan operasional PT CBE ke Mulut Tambang PLTU Sum-Sel 1 kini kembali di tutup warga narasumber melaporkan ke awak media pada hari Sabtu, (22/02/2025).
Hal ini bukan tanpa alasan warga menilai pihak Perusahaan Cakra Buana Energi sebagai Pemilik Izin Usaha Pertambangan di wilayah kecamatan Rambang Niru , terkesan hanya mementingkan kegiatan operasional Perusahaan tanpa melakukan perawatan dan perbaikan jalan milik BUMN yang notabene jalan tersebut juga di jadikan masyarakat akses untuk ke kebun dan mengangkut hasil panen sawit dan karet.
Salah satu warga yang protes dan mengatakan Pihak Perusahaan PT CBE akan melakukan perbaikan selama 14 hari dan tertulis dalam note berita acara kesepakatan dengan pihak Kepala Desa Tanjung Menang yang akan segera memperbaiki jalam tersebut.
Asmuni mengatakan kepada awak media bahwa Kami tidak akan membuka portal sebab kemaren Hanya di janji-janjikan saja sementara kami yang sulit dan susah melintasi jalan ini semenjak Ada alat angkutan berat kendaraan operasional perusahan Cakra Buana Energi. Sebelumnya jalan ini sering kami perbaiki dengan warga lain dengan cara Gotong Royong jika rusak.” Ungkapnya.
Sementara Satria Darma Agung Ketua posko Rumah merdeka menyoroti hal ini mengungkapkan jika saat ini pihak perusahaan hanya Janji-janji manis saja di awal namun dalam fakta sangat jauh berbeda. Wajar saja warga masyarakat petani berdampak langsung melakukan perlawanan sebab hak-hak mereka dirampas, seperti penjajahan kolonial di zaman Belanda jalan di perbaiki seadanya saja.
“Saya pikir perusahaan ini sepertinya jahat sebab sepengetahuan saya dengan kehadiran Proyek Strategis Nasional (PSN) Proyek PLTU Sumsel 1 Mulut tambang hadir bertujuan untuk mensejahterakan bukan untuk menyengsarakan rakyat,” tandasnya.
Dalam tahap pembangunan saja kata Satria Proyek Strategis Nasional PLTU Sumsel 1 Mulut Tambang ini sudah banyak sekali menimbulkan permasalahan sosial dan lingkungan terjadi. Ica tv akan mempertanyakan Bagaimana AMDAL dan monitoringnya.
Lebih dalam Icat mengatakan sebelum hadirnya Proyek PLTU Sumsel 1 Mulut Tambang kondisi warga masyarakat baik baik saja beraktivitas dalam mengunakan jalan produksi Pertamina ini. Dulu kita sering perbaiki dengan swadaya masyarakat serta bergotong royong ketika jalan rusak.
“Kedepan selaku ketua Posko Rumah Merdeka kami akan merencanakan bersama masyarakat penguna jalan akan melakukan perbaikan secara swadaya dan gotong royong seperti dahulu,” ujar pria berambut panjang ini.
Terpisah LSM Dahsat sangat berterimakasih kepada PT CBE atas terlaksana dengan baik wujud kepedulian dan rasa tanggung jawab kepada masyarakat desa Tanjung menang dan Ring 1. PT CBE yang telah banyak membantu masyarakat dengan memberikan bantuan berupa hewan kurban saat hari raya idul adha, berobat gratis untuk ring 1.
Namun demikian Pince Ardo mengatakan masyarakat banyak merasakan dampak lingkungan yang terjadi seperti sedimentasi sungai air pauh keruh dan gatal, dampak dari aktifitas mulut Tambang tanpa adanya pengolahan air terlebih dahulu seperti kolam penampungan limbah sebelum di buang ke sungai.
Belum lagi banyak aliran sungai yang alih fungsi sehingga berdampak dengan lahan lahan perkebunan warga yang terendam banjir, yang baru baru ini jalan SP 8 milik aset Pertamina yang hancur lebur sulit dilalui oleh kendaraan warga yang hendak ke kebun.
Pinche menilai saudara Risko sebagai Kepala Teknik Tambang (KTT) harus bertanggung jawab penuh atas dampak lingkungan tersebut ” menurut dugaan Risko sebagai KTT sepertinya tidak bekerja secara profesional, Kebun Warga diduga terdampak berharap segera di tindak lanjuti, seperti kebun ediarto, kusnitaniar, Yohana, Nopri ” kata Pinche.
Pince membeberkan Risko selaku KTT tidak koperatif dan profesional dalam merespon apa yang menjadi keluhan warga.
“Saat kita Mediasi di kantor Camat Rambang Niru pada tanggal 20 januari 2025 kemarin KTT Ini tidak hadir dalam forum tersebut, hal ini menunjukan saudara Risko terkesan menghindar padahal masih on scedhule dan belum cuti kerja, harusnya Risko sebagai KTT mampu berkomunikasi mencari solusi,” ujarnya.
Selain pihak perusahaan Piche juga menyayangkan kinerja DLH Kabupaten Muara Enim yang hingga saat ini masih belum juga turun ke lokasi melihat dampak lingkungan yang di timbulkan oleh kegiatan Tambang ini.
“Yang kami sayangkan pihak DLH belum juga turun kelapangan untuk melihat dampak lingkungan atas kegiatan tambang ini, kami berharap dengan kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati yang baru saja resmi di lantik Presiden Prabowo Subianto, bapak Edison dan ibu Sumarni dapat menjadikan masyarakat Muara Enim dan Tanjung Menang khususnya lebih baik lagi kedepan,” harap pinche Ardo.
Terpisah Ana selaku Kabid Gakkum Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Muara Enim ditanya terkait laporan dampak lingkungan oleh LSM Dahsyat membenarkan hal itu, dirinya mengaku bahwa terkait laporan LSM Dahsyat sudah di sampaikan ke pengawas Provinsi.
“Saat ini kita masih menunggu petunjuk dari Pengawas dari provinsi terkait teknis dan team yang akan turun ke lapangan.
Sementara PT CBE Emon selaku comdev, kepada Awak media mengaku bahwa saat ini belum bisa bekerja secara maksimal di sebabkan karena keterbatasan anggaran sehingga suplai batu terlambat.
” Alhamdulillah kemaren sudah perbaikan di hampar batu tapi karena hujan terus dan jalan dipakai rusak lagi. Jadi Kita tidak melakukan pembiaran pak, Kita bakal terus perbaikan dan sudah disepakati dan sekarang lagi mengusahakan batu lagi. Itulah faktanya kami sudah semaksimal mungkin perbaikan. Tidak mungkin kami memperbaiki jalan dan tidak menjaganya. Kalo suplai batu bertahap, saat ini Perusahaan CBE belum ada pendapatan dan pemasukan karena sekarang ini belum beroperasi,” ujar emon
Menanggapi carut marut keluhan warganya Kades Tanjung Menang meminta Sejak portal dibuka 2 minggu yang lalu, pihak Perusahaan didampingi Linmas sudah melakukan perbaikan walau belum maksimal. Namun Kendala perbaikan curah hujan tinggi, yang mana perusahaan merapikan dulu jalan yang rusak sebelum ditimbun batu dan Warga kembali menutup jalan sejak kemarin kamis 20 Feb 2025, mereka akan buka portal jika perusahaan mendatangkan batu tersebut.
“Sesuai permintaan warga saya minta datangkan dulu batunya baru portal dibuka. Dan hal ini disanggupi oleh perusahaan,” terang Ferry Tri Harsono.
Disinggung soal izin jalan, kades Tanjung Menang mengatakan pihak PT CBE dari pembicaraan kemaren dalam waktu dekat mereka seremonial penanda tanganan izin tersebut.
“Namun Dulu sudah ku sampaikan hasil aku nanyo ke humas pertamina, bahwa izin tersebut sudah diajukan namun izinnya belum keluar.” Pungkasnya.
Awak media mencoba mengkonfirmasi Pertamina terkait izin jalan yang saat ini belum mendapatkan izin namun Indri Humas Pertamina bungkam dan tidak merespon pertanyaan wartawan tersebut (TIM).
Kaperwil Sumsel : (Sutikno)