Melawi, Kalbar-
Semakin maraknya peredaran rokok ilegal (tanpa cukai) yang sepertinya, tidak bisa ditertibkan oleh pihak bea cukai ataupun penegak hukum di negeri ini, menjadi tanda tanya besar, terkait kinerja ke dua instansi pemerintah tersebut sehingga berdampak merugikan negara.
Pantauan awak media lansung dilapangan, salahsatu contoh penimbunan rokok illegal merk Kalbako yang sangat marak, di pasaran hingga menguasai pertokoan di pasaran Desa Batu Buil, tepatnya di depan Bank BRI Batu Buil.
Fenomena tersebut kerap kali dituding pihak Bea Cukai dan penegek hukum dinilai tidak serius, menyikapi secara aturan peredarannya, parahnya lagi diduga kuat adanya pembiaran yang dibungkus dengan segudang alasan yang tak jelas.
Pasalnya, hasil pantauan awak media di lapangan salah satu toko rokok ilegal tersebut, terkait peredaran rokok ilegal yang marak tak tersentuh hingga bebas dipasarkan melalui sales-sales rokok ilegal dan diminta pihak terkait tanggap dan responsif dengan fenonome tersebut.
Diduga lemahnya kinerja bea cukai terhadap rokok ilegal, publik menduga pihak bea cukai tutup mata terhadap peredaran rokok tanpa cukai yang merugikan negara.
Menurut salah satu sumber yang diperoleh media ini mulusnya peredaran rokok ilegal tanpa tersentuh hukum, diduga adanya backup dari oknum APH, sehingga dapat begitu luas beredar di wilayah Batu Buil,” ungkap sumber salah satu warga setempat.
Minggu,26/10/25.
Beberapa pihak menilai maraknya peredaran rokok ilegal tidak dapat diberantas, seperti di wilayah Belimbing khususnya, kinerja bea cukai dan pihak APH dipertanyakan. Terus Bea Cukai kerjanya apa sampai bisa rokok ilegal beredar luas secara khusus di Kecamatan Belumbing,” ucap
beberapa orang yang dimintai tanggapan terkait rokok ilegal.
“Apa kah mungkin dikarenakan adanya permainan, oknum- oknum APH yang bermain dibelakang peredaran rokok ilegal, sehingga bea cukai dan APH dinilai tutup mata???,” tutupnya.
Sampai berita ini disiarkan,belum ada keterangan resmi dari dari pihak terkait, dan pihak pemilik toko tersebut.(Musa)











