Usaha CV Burju Samuel Simatupang Menggerakkan Ekonomi Di Kecamatan Sipahutar.

banner 468x60

Sipahutar, Tapanuli Utara , Sumatra Utara, mnctvano.com,-
Di tengah geliat pembangunan di pedesaan Tapanuli Utara, Sumatra Utara, dua jenis usaha sederhana justru menjadi penggerak utama ekonomi masyarakat : penjualan pupuk dan panglong bahan bangunan. Dari toko kecil di pinggir jalan hingga gudang kayu yang selalu ramai, semangat kerja dan keramahan para pelaku usaha lokal ini telah menciptakan lapangan kerja, kepercayaan dan harapan baru bagi warga desa.

Pelayanan Ramah di Toko Pupuk Burju Samuel Simatupang

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Setiap pagi aroma pupuk dan tanah bercampur di udara saat Buju Simatupang penjual pupuk di Kecamatan Sipahutar mulai membuka tokonya. Satu per satu petani datang dengan wajah cerah disambut senyum ramah dari Burju S.Simatupang

“Kalau kita melayani dengan baik, petani datang bukan sekadar beli pupuk, tapi juga berbagi cerita dan tanya solusi,” ujarnya sambil menimbang pupuk urea di atas timbangan manual.

Di tokonya yang tak seberapa besar,Burju menjual berbagai jenis pupuk NPK, urea, hingga pupuk organik lokal dan lain-nya Namun lebih dari sekadar transaksi ia juga menjadi tempat konsultasi bagi para petani yang ingin meningkatkan hasil panen.

Kini, usahanya yang stabil ikut memberdayakan 15 orang sebagai tenaga bongkar muat dan pengantar pesanan ke desa desa.

“Kami kerja sama seperti keluarga. Mereka bantu saya, dan saya bantu mereka cari penghasilan,” ucapnya dengan nada penuh syukur.

Panglong Burju Samuel Simatupang, Simbol Pembangunan dan Harapan

Di tepi jalan utama menuju jalan Tarutung, berdiri Panglong Burju Samuel Simatupang. Gudang kayunya luas dengan deretan papan, semen, dan atap seng yang siap diangkut pelanggan.

Dikenal bukan hanya karena harga bersahabat,tapi juga sikap ramah dan terbuka kepada siapa pun yang datang. “Kalau pembeli senang dilayani mereka pasti balik lagi di sini, pelanggan sudah seperti saudara,” ujarnya sambil membantu pekerja memuat kayu ke truk.

Usaha panglong yang ia rintis dari nol kini mempekerjakan lebih 15 orang warga desa sebagai sopir, tukang potong kayu, dan petugas administrasi. Sebagian besar adalah Buju Samuel Simatupang yang sebelumnya Cuman penampung kopi dan cabe.

“Bagi saya, membuka usaha bukan hanya soal untung,yang penting ada manfaat bagi orang sekitar. Kalau mereka bisa hidup dari sini, itu sudah kebahagiaan besar,” kata Burju dengan mata berbinar.

Dampak Nyata untuk Ekonomi masyarakat

Tetangga Burju Samuel Simatupang menilai keberadaan usaha ini membawa pengaruh besar bagi perputaran ekonomi masyarakat.

“Usaha pupuk dan panglong ini punya nilai ganda. Selain memenuhi kebutuhan dasar petani dan pembangunan, mereka membuka lapangan kerja dan menumbuhkan rasa kebersamaan,” ujar tetangga.

Ia menambahkan, pemerintah desa akan terus memberi dukungan berupa pelatihan kewirausahaan dan akses pembiayaan agar pelaku usaha kecil dapat naik kelas. “Kami ingin semangat kemandirian ekonomi seperti ini menular ke generasi muda desa,” katanya.

Kemandirian dan Keramahan Jadi Kunci

Samuel meyakini bahwa kesuksesan usaha bukan hanya karena modal atau strategi dagang, tetapi karena sikap jujur dan ramah terhadap pelanggan.

“Orang beli karena percaya. Kalau pelayanan baik, rezeki datang sendiri,” kata Burju Samuel Simatupang

Samuel menambahkan
“Kalau rezeki dibagi dan kita tetap rendah hati, usaha pasti diberkati.”

Dari sosok sederhana itu, masyarakat belajar bahwa kemajuan desa tak selalu lahir dari proyek besar atau investasi besar. Kadang ia tumbuh dari senyum ramah seorang penjual pupuk dan tangan terbuka seorang pemilik panglong yang menebar manfaat bagi sesama.

(Kesra Simanjuntak)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *