Prihatin Akan Terancam Punah, Kelompok Tenun Ikat Siruwisu Nita NTT Lestarikan Tradisi Tenun Ikat Sikka

banner 468x60

Sikka, NTT. MNCTVANO. COM

Kain tenun ikat Sikka Kabupaten Sikka Flores NTT memiliki daya tarik tersendiri dan sudah dikenal hingga ke mancanegara. Namun karena produksinya sangat terbatas sehingga tidak bisa dipasarkan dalam jumlah banyak.

 

Terbatasnya produksi kain tenun ikat di Kabupaten Sikka ini karena belum adanya semangat kebersamaan masyarakat dalam upaya melakukan pemasaran secara terpusat dengan sistem organisasi dan manajemen yang teratur.

Pada sisi lain pekerjaan tenun ikat ini hanya dilakukan orang- orang tertentu saja dan hanya pada kalangan kaum ibu rumah tangga, sementara minat Kaum muda masih sangat terbatas.

Persoalan- persoalan ini menggugah hati Martha Koting sebagai motivator berdirinya Kelompok Tenun Ikat Siruwisu Kecamatan Nita Kabupaten Sikka tahun 2021, 4 tahun silam yang saat ini diketuai Petronela Hekot.

 

“Awal mendirikan kelompok tenun ikat saya melihat ibu- ibu di tetangga saya ini menenun kain sendiri-sendiri. Saya mengajak 10 ibu ini lebih baik bentuk kelompok yang bisa saling suport dan hasil jualannya bisa bantu ekonomi keluarga, ” jelas Motivator Kelompok Tenun Ikat Siruwisu Nita Martha Koting kepada media ini Jumat ( 31/10/2025).

Tujuan kehadiran kelompok tenun ikat menurut ibu berusia 65 tahun tak lain melestarikan tradisi tenun ikat Sikka yang sudah hampir punah.

“Saya prediksi tahun 2030 minat tenun ikat bagi generasi muda akan pudar seiring dengan gempuran bisnis online yang sangat diminati, “kata Martha prihatin.

 

Martha juga memberikan dua alasan tentang prediksinya karena pertama, tidak ada upaya dari semua pihak untuk meneruskan atau mempertahankan budaya tenun ikat kepada generasi penerus khususnya bagi perempuan muda / remaja putri.

Kedua, perkembangan IPTEK yang menawarkan berbagai kemudahan sehingga jadinya generasi instan yang tidak tertarik lagi dengan proses tenun ikat yang panjang dan melelahkan mereka.

Marta juga mengharapkan pemerintah Kabupaten Sikka hendaknya berperan serta mendukung kelestarian budaya tenun ikat yang dapat menjadi media pembelajaran bagi generasi muda Sikka.

*Generasi muda Sikka diharapkan memiliki keterampilan agar selain budaya ini tetap terus dilestarikan dan dapat dikembangkan. Kaum muda Sikka dapat belajar langsung bersama para penenun di kelompok-kelompok tenun ikat, ” demikian Martha.

Martha lebih lanjut mengatakan kelompok Siruwisu masuk dalam kelompok binaan NTA Australia dampingi kegiatan tenun ikat dan juga berikan bantuan 5 bak air untuk anggota kelompok.

“Dalam pertemuan dengan NTA Australia anggota kelompok mengungkapkan banyak waktu dihabiskan untuk menadah air dari kran air sehingga pihak NTA beri bantuan 5 bak air dimana sedikit swadaya dari anggota, lainnya dibantu NTA, ” terang Martha.

Suntikan modal dan pemasaran

Sementara Ketua Kelompok Petronela Hepot mengatakan kehadiran kelompok Siruwisu sangat bermanfaat bagi anggota dan keluarga. Karena dengan adanya kelompok ini anggota terpacu dan semangat melakukan pekerjaan tenun ikat sekaligus mempertahankan budaya warisan nenek moyang.

“Hasil tenun berupa sarung dalam hal ini utan dan lipa sangat membantu dalam urusan adat dan juga menjadi salah satu pendapatan tambahan bagi keluarga, ” kata Petronela.

Kesulitan yang dihadapi demikian Petronela kerja rangkap karena rata- rata profesi suami petani jadi harus membantu urusan suami dalam urusan berkebun.

“Suntikan modal dan dukungan dan pendampingan dari pemerintah khususnya sangat diharapkan dan berkelanjutan, ” pintanya.

Petronela juga mengharapkan penambahan ketrampilan berupa pelatihan pewarna alam, menjahit tas dan penambahan dana dari pemerintah atau sumber lain yang peduli terhadap budaya tenun ikat. Membantu pemasaran secara online atau offline.

Reporter : Yuven Fernandez Sikka NTT

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *