Musi Rawas. Sumatera Selatan, mnctvano.com,- Suasana penuh haru mewarnai acara Pengambilan Sumpah dan Pelantikan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Kementerian Sosial Republik Indonesia (RI) yang digelar Jumat (03/10/2025). Bertempat di Dinas Sosial Kabupaten Musi Rawas dan diselenggarakan melalui Zoom Meeting, sebanyak 57 orang putra-putri terbaik Musi Rawas resmi dilantik. Namun, di antara mereka, kisah Eri Rahmat dari Desa Suro, Kecamatan Muara Beliti, menjadi catatan tersendiri yang membuat siapa pun merinding mendengarnya.
Berasal dari keluarga petani sederhana, Eri menempuh jalan panjang penuh liku. Ia tak pernah menyerah meski jalan menuju cita-cita terasa terjal. Saat diwawancarai usai pelantikan, kata-katanya penuh getar, memecah suasana menjadi begitu emosional.
“Saya sangat bangga dan bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ucapan selamat ini pertama sekali saya persembahkan untuk ibu dan bapak yang telah membesarkan saya. Dari anak petani, kini saya bisa berdiri sebagai ASN PPPK. Alhamdulillah, perjuangan panjang ini nyata, bukan lagi mimpi,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Sejak kecil, Eri bercita-cita ingin menjadi pegawai negeri. Namun, ia sadar perjalanan itu tak mudah. Hidup dalam kesederhanaan membuatnya harus bersabar, bertahan, dan terus berusaha. Doa orang tua menjadi kekuatan, dan kerja keras menjadi jalannya. Kini, pengorbanan itu terbayar lunas.
Eri mengaku pencapaiannya bukan hanya kebahagiaan pribadi, melainkan persembahan untuk orang tua dan masyarakat Musi Rawas yang selalu mendukung.
“Harapan saya ke depan, amanah ini akan saya jalankan dengan sungguh-sungguh, dengan profesional, sesuai janji yang sudah saya ucapkan di hadapan Kementerian Sosial RI. Saya akan bekerja sesuai aturan undang-undang 1945 dan peraturan yang berlaku di Dinas Sosial. Ini bukan sekadar jabatan, tapi tanggung jawab besar,” tegasnya.
Raut wajah bahagia Eri bercampur dengan rasa haru. Baginya, pelantikan ini adalah titik balik hidup seorang anak desa yang dulu hanya dikenal sebagai “anak petani”. Kini, ia membuktikan bahwa doa, kerja keras, dan kesabaran bisa meruntuhkan tembok keterbatasan.
“Saya bersabar, saya percaya, dan saya yakin Allah akan memberi jalan. Hari ini terbukti. Apa yang dulu hanya harapan kini jadi kenyataan. Saya akan bekerja sebaik mungkin, bukan hanya untuk diri saya, tapi untuk masyarakat,” ungkapnya dengan suara bergetar.
Kisah Eri Rahmat menjadi inspirasi: bahwa siapa pun, dari latar belakang apa pun, bisa meraih cita-cita tinggi jika tidak pernah menyerah. Dari sawah kecil di Desa Suro, kini Eri berdiri tegak sebagai abdi negara. Sebuah perjalanan hidup yang membuat banyak orang terharu dan bangga.
Heri