Diduga Ada Oknum Polisi dan Kepala Desa Lindungi Bos Tambang, Lesmanan Halawa Terus Cari Keadilan

banner 468x60

Mandailing Natal, Sumatera Utara, mnctvano.com,-  Lesmanan Halawa, korban penganiayan di bukit Siabu lokasi pertambangan ilegal kabupaten mandailing, masih terus berjuang mencari keadilan atas penganiayaan yang menimpa dirinya sejak tahun 2022. Ironisnya sudah menjelang tiga tahun kasus ini. Tapi belum menunjukkan tanda-tanda penyelesaian hukum.

Lesmanan korban penganiayaan. Yang di lakukan oleh seorang BOS tambang Emas ilegal. Meskipun telah melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib, namun proses hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya. “Sudah satu kali Kapolres dan empat kali Kapolsek berganti, tapi pelaku belum juga tersentuh hukum,” ujarnya

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Lesmanan menduga lambatnya penanganan hukum ini disebabkan adanya praktik setoran liar di lokasi tambang ilegal. Ia menyebut nama seorang oknum polisi berinisial AC yang diduga kerap naik ke lokasi tambang bukan untuk menindak, melainkan dì duga menerima setoran. “Di sana ada ratusan lubang tambang. Satu lubang bisa menghasilkan satu kilogram emas basah per minggu. Bayangkan nilainya,” ungkap Lesmanan.

Selain itu, beredar informasi melalui media sosial dan percakapan WhatsApp yang menyebut Kepala Desa Muara Batang Angkola, Satria Wira, juga diduga terlibat. Oknum Kepala desa tersebut diduga pemasok bahan bakar dan logistik ke lokasi tambang, serta diduga menerima uang sebesar Rp. 30 juta dari dua pelaku penganiayaan agar tutup mulut dan mendukung aktivitas tambang emas ilegal.

Salah satu pesan WhatsApp yang beredar menggunakan bahasa daerah menyatakan: “On do baru bana ita jempol. Onoe ma dapot infonya ma Kong kali Kong dohot pemilik lobang yang bermasalah alias ama zulfa sudah di dan akan diam-diam trima duit 30 jt mnrut info dr masyarakat jt gdg muda.” (Artinya: “Ini baru layak diacungi jempol, kita dapat informasi, permainan antara pemilik lubang tambang bermasalah alias ama Zulfa sudah dibungkam dengan uang Rp. 30 juta, menurut masyarakat Desa Hutagodang Muda. diduga kuat Pelakunya adalah Kepala Desa Muara Batang Angkola.”)

Menanggapi tudingan tersebut, Satria Wira membantah keras. Ia mengaku telah dipanggil oleh Kasat Reskrim dan Kapolsek, serta mendapatkan caci maki dan tekanan. “Saya disudutkan oleh akun palsu, seolah-olah saya manusia paling lemah dan serakah. Tapi saya yakin pada jalan Tuhan, semoga kesabaran saya tidak ada batas agar saya tetap menjadi manusia beriman,” ujar Satria.

Lesmanan berharap aparat penegak hukum dan lembaga negara tidak menutup mata atas berbagai praktik ilegal yang merusak hukum dan lingkungan di wilayah mereka. Ia terus menulis dan mempublikasikan temuannya, meski harus menghadapi ancaman dari para pemilik tambang.

(AZH)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *