Medan, Sumatera Utara, mnctvano.com,- Setelah pelaksanaan Sholat Idul Fitri yang khidmat, Lapas Kelas I Medan menggelar acara pemberian Remisi Khusus Idul Fitri Tahun 2025 bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Acara yang berlangsung di Masjid At-Taubah Lapas Kelas I Medan ini dihadiri oleh Kalapas Kelas I Medan, Herry Suhasmin, Ka. KPLP, Kabid Pembinaan, serta seluruh pejabat struktural, pegawai, dan WBP yang beragama Islam.
Pada kesempatan tersebut, Lapas Kelas I Medan memberikan Remisi Khusus Idul Fitri kepada 1.859 WBP, yang mendapatkan pengurangan sebagian masa pidana (Remisi Khusus I). Selain itu, sebanyak 3 orang WBP menerima Remisi Khusus II, dengan rincian 1 orang langsung bebas dan 2 orang menjalani subsider. Dengan demikian, total jumlah WBP yang mendapatkan remisi pada Idul Fitri tahun 2025 ini adalah sebanyak 1.862 orang.
Kalapas Kelas I Medan, Herry Suhasmin, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pemberian remisi ini merupakan bentuk apresiasi terhadap perilaku baik dan kepatuhan WBP selama menjalani masa pembinaan. “Remisi Khusus Idul Fitri ini bukan hanya hadiah, tetapi juga sebagai motivasi agar WBP terus memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik setelah menjalani proses pembinaan di lembaga pemasyarakatan,” ujar Herry Suhasmin.
Herry juga mengajak seluruh WBP untuk memanfaatkan kesempatan ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Mari kita jadikan Idul Fitri sebagai titik awal perubahan yang lebih baik, agar kita semua menjadi insan yang lebih baik di hadapan Sang Khalik,” tambahnya.
Pemberian remisi ini juga menunjukkan komitmen Lapas Kelas I Medan dalam memberikan kesempatan kepada WBP untuk memulai kehidupan baru yang lebih baik setelah menjalani masa hukuman. Diharapkan, pemberian remisi ini dapat memberikan dampak positif bagi proses rehabilitasi dan pembinaan mereka.
Dengan semangat Idul Fitri, Lapas Kelas I Medan berharap seluruh WBP dapat mengambil hikmah dari momen tersebut dan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas diri, baik secara spiritual maupun sosial.
(Ekawardani)
