Lampung Prinsewu, Mnctvano.Com – Ketua Umum Ikatan Wartawan Online Indonesia (IWOI) NR. Icang Rahardian SH, MH, menyampaikan kritik tajam terkait kinerja Televisi Republik Indonesia (TVRI,). Icang mengatakan, situasi TVRI saat ini sangat memprihatinkan karna tergesernya teknolgi yang berkembang pesat
Menurut Icang, ditengah globalisasi teknologi dan juga persaingan maraknya TV swasta, Dalam pengelolaan manajemen TVRI seakan melemah dalam pengembangannya untuk memberikan pelayanan informasi publik secara audio dan visual televisian kepada masyarakat dalam dan luar indonesia.selasa,19/11/2024.
TVRI adalah merupakan stasiun penayangan kegiatan pemerintah khususnya globalisasi pada umumnya yang diharapkan menjadi andalan, ujar Icang, justru saat ini TVRI seperti kehilangan perannya, tersingkir dari televisian suwasta pada saat berlangsungnya hajat besar pemerintah.
“Lihatlah, debat-debat Pilkada ramai di TV swasta. Tapi, tidak ada satu debat pun yang berlangsung di TVRI. Pilkada ini hajat pemerintah lho. Lalu di mana peran TVRI sebagai lembaga andalan pemerintah?” tanya pengamat dan praktisi pertelevisian, Icang Rahardian.
Menurutnya, Icang Rahardian sudah saatnya TVRI dikelola oleh orang yang profesional yang mau mengembangkan dengan terobosan terobosan pemikiran untuk memajukan dan bersaing dengan televisi swasta lainnya. Dalam amatan Icang, berulangkali pergantian direktur utama (Dirut), hasilnya masih belum maksimal apa yang diinginkan masyarakat.
“TVRI itu harus dikelola oleh orang lapangan. Bukan orang yang cuma duduk sebatas dengan Direksi. Tapi yang mau turun ke bawah. Sampe dia tahu celah kekurangan operasional di TVRI,”ujarnya.
Suatu ketika, pernah mengejutkan Icang. Dalam sebuah acara, tuturnya, ia bertemu dengan kru liputan TVRI. Nampak di mata Icang, kru TVRI itu melakukan liputan terburu-buru. Didorong oleh rasa ingin tahu, Icang bertanya. “Ko buru-buru, Mas?”. Lalu dijawab oleh kru TVRI itu, ” iya Pa. Ini kameranya sudah ditunggu dikantor. Mau dipake lagi oleh kru yang lain,” papar kru itu.
Icang tercengang. Lembaga penyiaran sekelas TVRI, dan harus menggunakn kamera bergantian. Padahal menurutnya, TVRI mempunyai potensi besar untuk dikelola secara profesional. TVRI punya semua yang dibutuhkan.
“TVRI punya negara, masa kalah sama swasta? Sampe satu kamera harus dipake bergantian,” gumamnya lagi.
Jika dikelola dengan profesional, lanjut Icang, TVRI sangat bisa untuk tidak menggunakan dan mengandalkan APBN dalam menjalankan operasionalnya.
“Banyak peluang bagi TVRI untuk bekerjasama dengan luar. Bahkan, menurutnya, setiap departemen diharuskan ada wartawan TVRI.
Kalo boleh berandai andai, seloroh Icang, andai dirinya yang jadi Dirut TVRI, dia akan menargetkan dua tahun saja TVRI mengandalkan APBN untuk biaya operasional. Setelah dua tahun, ungkapnya, dia akan mampu menjadikan TVRI mandiri untuk segala macam biaya operasionalnya agar TVRI mandiri.
Icang Rahardian yang merupakan Ketua Umum Ikatan Wartawan Online (IWO) Indonesia, praktisi hukum dan juga pemperhati dunia digitalisasi media jurnalis sangat menyayangkan sekali lembaga penyiaran sebesar TVRI tidak ada yang mampu berpikir untuk bisa mandiri.
“Tak ada yg berpikir bagaimana TVRI memperoleh laba. Padahal, modal penting untuk menaikkan mutu dan semangat kreatifitas kru di dalamnya sangat menunjang sekali,” jelasnya.
Dalam hitungan Icang, tidak sedikit berdiri BUMN, bahkan ratusan, tiap BUMN punya anggaran belanja iklan. Ini merupakan potensi besar yang bisa TVRI lakukan itu.
Menurut Icang, jika hari ini TVRI masih bernaung dalam Lembaga Penyiaran Pemerintah (LPP), masih memungkinkan dirubah menjadi persero.
“Rubah status TVRI dari LPP menjadi Persero. Konsep ini tentu harus diparipurnakan di DPR,” tegas Icang Rahardian, dengan menyebut beberapa contoh televisi yg pernah ia bantu memprakarsai hingga siaran mandiri.
Muhlis Kaperwil lampung.Mnctvano.Com
