Oscar Pareira Mandalangi Sang Maestro di Mata Jurnalis Makawaru da Cunha

banner 468x60

Oscar Pareira Mandalangi Sang Maestro di Mata Jurnalis Makawaru da Cunha

 

Sikka. NTT. MNCTVANO. COM

KINI hampir jarang dijumpai sosok yang benar-benar menekuni sastra, sejarah, seni, budaya khususnya Sikka, meski ilmu pengetahuan dan teknologi maju pesat.

Namun, tak demikian dengan Oscar Pareira Mandalangi. Di mata Jurnalis Makawaru da Cunha i a memilih mengembangkan sastra, sejarah, seni, budaya, pendidikan, birokrasi, dan politik di Sikka.

“Sejak muda, Oscar menunjukkan minat yang besar terhadap dunia sastra, sejarah, seni dan budaya warisan leluhurnya.

Pada tahun 2008, ia bersama peneliti asal Australia E.D. Lewis menerbitkan buku Hikayat Kerajaan Sikka, yang menyajikan transkripsi dan analisis manuskrip kuno tentang sejarah dan tradisi Kerajaan Sikka, ” ujar Makawaru.

Tak berhenti di situ, Oscar juga meneliti tradisi lisan Sikka, termasuk kisah “Lepo Gete”, yang diyakini sebagai asal-usul berdirinya Kerajaan Sikka.

Oscar memiliki gagasan besar. Ia yang memberi nama Taman Budaya “Loka Sora” di Maumere, serta menginisiasi penamaan sejumlah jalan utama di kota itu menggunakan nama tokoh-tokoh Sikka seperti Raja Centis dan Nong Meak, sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa para pendahulu.

Oscar juga seorang pemusik.

Di masa mudanya, ia dikenal sebagai pemain akordeon handal. Dari jemarinya lahir lagu “Salam Bunda Maria”, yang kemudian diubah menjadi “Salam Bapak Suci”.

Ia mempragakan ulang memainkan akordeon saat Misa Akbar yang dipimpin Paus Yohanes Paulus II di Stadion Madawat pada 11 Oktober 1989 lalu. Semua berdecak kagum.

Oscar juga sempat masuk dapur rekaman ditemani akordeon ia memperkenalkan kembali lagu legendaris “Maumere Manise” karya Daniel Woda Palle.

Dalam dunia pendidikan dan birokrasi, Oscar pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sikka.

“Ia pun ikut meletakan dasar-dasar pendidikan dan kebudayaan di Sikka.

Sebelumnya, ia mengajar ilmu sosial di SMAK Sint Gabriel Maumere, tempat di mana banyak murid mengenangnya sebagai guru yang disiplin, inspiratif, dan penuh dedikasi, “kata Makawaru.

Kiprahnya juga meluas ke dunia politik. Oscar aktif di kepengurusan DPD II Golkar Kabupaten Sikka sejak 1971.

Ia kemudian terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) periode 2019–2024 dari Partai Golkar Daerah Pemilihan NTT 5.

Ia terus memperjuangkan penguatan pendidikan, dan kebudayaan di NTT menjadikannya figur politik yang dihormati lintas generasi.

Oscar dikenal pula sebagai kolumnis rubrik “Tapaleuk” di Pos Kupang dalam Bahasa Sikka.

Tulisan-tulisannya ringan, bernas, reflektif dan sarat nilai, ia mengajak pembaca merenungi dinamika sosial, budaya, dan politik NTT.

Meski menekuni banyak bidang, Oscar dalam kesehariannya tetap dikenal rendah hati dan sederhana.

Menurut Jurnalis dan Pencinta Budaya Sikka Ini Oscar lebih suka menyebut dirinya “pekerja budaya” ketimbang tokoh besar.

Oscar Pareira Mandalangi lahir di Maumere, 31 Maret 1938 adalah alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, yang lulus tahun 1964.

Oscar berpulang pada 21 Oktober 2025 di RSUD TC Hillers Maumere pukul 14.00 WITA, dalam usia 87 tahun. Rest In Peace!

Yuven Fernandez, Sikka NTT

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *