Metro,Lampung mnctvano.com – Di tengah tuntutan terhadap pers yang semakin kompleks, Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Kota Metro mengambil langkah progresif. Melalui agenda studi banding ke PWRI Kabupaten Tasikmalaya, organisasi ini berupaya tidak hanya meningkatkan kapasitas jurnalistik anggotanya, tetapi juga memainkan peran aktif dalam mempromosikan potensi Kota Metro di kancah nasional.
Dari pantauan awak media, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Metro, Subehi melepas rombongan studi banding wartawan di halaman Masjid Agung Taqwa Kota setempat, Kamis (3/7/2025).
Dalam sambutannya, Kadis Kominfo Metro, Subehi menekankan bahwa studi banding ini bukan sekadar agenda kunjungan rutin antar lembaga wartawan, melainkan sarana penting untuk memperluas cakrawala berpikir para jurnalis, sekaligus ajang promosi daerah.
“Studi banding ini kami harapkan dapat membuka wawasan wartawan PWRI untuk terus belajar menghasilkan karya jurnalistik yang terbaik,” kata Subehi dalam sambutannya.
“Lakukan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya, dan jangan lupa manfaatkan momentum ini untuk mengenalkan Kota Metro kepada dunia luar. Metro ini memiliki banyak potensi, dan pers berperan penting dalam menarik minat kunjung, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat,” sambungnya.
Dirinya menegaskan, wartawan bukan hanya penyampai berita, tetapi juga duta informasi yang bisa menggiring persepsi publik tentang suatu daerah. Karena itu, para jurnalis diharapkan mampu menulis dan menyampaikan narasi-narasi positif tentang Metro, sebagai kota kecil yang berkembang pesat dengan karakteristik ramah, bersih, dan terbuka.
“Kenalkan kepada dunia luar bahwa Metro ini adalah kota yang ramah dan layak untuk menjadi tujuan kunjungan. Kekuatan informasi bisa jadi pengungkit utama sektor pariwisata dan UMKM kita,” ucapnya.
Ketua PWRI Kota Metro, Muktaridi mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja organisasi untuk memperkuat profesionalisme wartawan, memperluas jejaring kelembagaan, serta mempelajari model manajemen organisasi pers yang telah diterapkan di wilayah lain.
“Kami melihat PWRI Tasikmalaya sebagai mitra yang bisa memberikan perspektif baru bagi kami, terutama dalam pengelolaan organisasi dan peningkatan kesejahteraan wartawan. Ini juga menjadi kesempatan untuk menyelaraskan nilai-nilai jurnalistik yang beretika dan berdampak,” ucap Muktaridi.
Ia juga menegaskan bahwa wartawan daerah harus memiliki misi ganda, yaitu menyampaikan informasi yang objektif dan edukatif kepada publik, serta menjadi bagian dari solusi atas tantangan yang dihadapi masyarakat.
“PWRI tidak boleh hanya menjadi penonton dari dinamika pembangunan. Kami harus ikut mengambil bagian, menjadi mitra kritis sekaligus konstruktif bagi pemerintah dan masyarakat,” tegasnya.
Selama di Tasikmalaya, nantinya rombongan PWRI Metro dijadwalkan mengikuti berbagai kegiatan, termasuk diskusi panel tentang masa depan pers lokal, pelatihan tematik seputar digitalisasi media, serta kunjungan ke beberapa lembaga pemerintahan setempat.
“Langkah ini dipandang penting mengingat tantangan media lokal di era digital tidak hanya datang dari menurunnya minat baca masyarakat terhadap media arus utama, tapi juga dari gempuran hoaks dan disinformasi yang membanjiri ruang publik,” bebernya.
Kegiatan ini sekaligus menegaskan bahwa pers lokal masih memiliki tempat yang vital dalam pembangunan. Meski kerap dihadapkan pada keterbatasan sumber daya, wartawan lokal sesungguhnya memiliki keunggulan, yaitu kedekatan dengan masyarakat dan pemahaman terhadap dinamika sosial yang riil di lapangan.
“Studi banding ke Tasikmalaya ini menjadi refleksi bahwa kolaborasi antar organisasi dan sinergi dengan pemerintah sangat dibutuhkan. Bukan untuk melemahkan fungsi kontrol pers, melainkan memperkuat posisi pers sebagai mitra strategis pembangunan,” tandasnya.
(Najib As)