Musi Rawas. Sumatera Selatan, mnctvano.com,- Keresahan masyarakat terhadap pelayanan listrik PLN kembali mencuat. Seorang pengusaha penampungan ikan di Kampung II, Desa Satan Indah Jaya, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas, mengaku mengalami kerugian besar akibat pemadaman listrik mendadak tanpa ada pemberitahuan.
Awak media yang menyambangi lokasi pada Jumat (05/09/2025) pukul 16.35 WIB mendapati Saiful, pengusaha penampungan ikan, tengah menuturkan keluh kesahnya. Ia menegaskan bahwa mati lampu bukan hanya sekadar gelap gulita, melainkan berdampak serius terhadap kelangsungan usahanya.
Menurut Saiful, pemadaman listrik yang terjadi pada Kamis malam (04/09/2025) sekitar pukul 21.00 WIB telah membuat ratusan kilogram ikan di penampungannya mati. Listrik baru kembali menyala diperkirakan sekitar pukul 23.46 WIB, setelah padam lebih dari dua jam atau tiga jam.
“Banyak ikan yang mati gara-gara mati lampu malam tadi. Kalau sering begini, usaha kecil seperti kami bisa bangkrut. Kerugian semalam saja mencapai sekitar 180 kilogram ikan mati, nilainya kurang lebih Rp3 juta,” ungkap Saiful dengan nada kesal.
Saiful menambahkan, pemadaman listrik yang tidak disertai pemberitahuan jelas sangat merugikan. Jika saja masyarakat mengetahui jadwal pemadaman lebih awal, mereka bisa melakukan antisipasi agar kerugian tidak semakin parah.
“Kalau mati lampu lama, tolonglah ada konfirmasi ke masyarakat. Jangan tiba-tiba padam berjam-jam. Kami ini pengusaha kecil, butuh kepastian. Kalau sudah sering rugi, kami bisa gulung tikar,” keluhnya.
Bahkan, ia mengaku sempat menanyakan langsung kepada salah satu petugas PLN Muara Beliti mengenai pemadaman semalam. Namun jawaban yang didapat justru tidak sesuai kenyataan.
“Petugas bilang cuma setengah jam, ternyata sampai tiga jam lebih baru nyala. Kadang malah bisa setengah hari mati lampu,” tambahnya.
Selain kerugian akibat ikan mati, Saiful juga mengeluhkan tegangan listrik yang tidak stabil. Kondisi ini membuat beberapa alat elektronik miliknya cepat rusak, termasuk blower kolam yang sangat vital untuk usaha penampungan ikan.
“Blower sering mati karena arus listrik kecil. Alat-alat cepat rusak. Padahal bayar listrik lancar, bahkan tiap bulan bisa sampai Rp300 ribu. Kalau telat sedikit saja, kami didenda. Tapi giliran PLN yang bermasalah, masyarakat yang menanggung rugi,” ujarnya.
Saiful berharap ke depan PLN Muara Beliti bisa lebih serius memperbaiki pelayanan, terutama dengan memberikan informasi resmi sebelum pemadaman. Hal ini dinilainya penting agar masyarakat, khususnya pelaku usaha kecil, bisa mengantisipasi dampak negatif.
Keluhan yang disampaikan Saiful sejatinya bukan hal baru. Selama bulan ini, tercatat beberapa kali listrik padam tiba-tiba di wilayah Muara Beliti khususnya desa Satan indah jaya. Kondisi ini memicu keresahan di kalangan warga dan pelaku usaha kecil, yang mengandalkan listrik untuk keberlangsungan aktivitas sehari-hari.
Namun suara masyarakat seperti yang disampaikan Saiful semakin menguatkan desakan agar PLN segera melakukan evaluasi menyeluruh demi perbaikan layanan.
(Heri rils)