Musi Rawas, Sumatera Selatan, mnctvano.com,- Malam Minggu (20/09/2025) menuju Senin terasa berbeda bagi salah satu warga Dusun I, Desa Suro, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas. Andi Yulasmai, warga setempat, membagikan kisah sederhana namun penuh makna tentang bagaimana malam mampu menghadirkan kedamaian jiwa.
Di depan rumahnya yang teduh, Andi duduk tenang ditemani sebatang rokok dan secangkir kopi panas. Hembusan angin sepoi-sepoi malam mengiringi detik-detik hening yang membuat pikirannya lebih tertata.
“Di tengah gelapnya malam, pikiran yang kacau menjadi tersusun dan hati yang resah menemukan ketenangan,” ungkapnya lirih.
Malam, baginya, adalah ruang refleksi. Saat hiruk-pikuk siang seringkali membuat hati letih dan pikiran bising, malam justru memberi jeda yang menenangkan.
“Malam adalah selimut kesunyian untuk menghangatkan sisi yang kelam dari kejamnya roda dunia,” sambung Andi.
Ia menambahkan, justru di tengah kesunyian itulah seseorang bisa benar-benar mendengar suara hati yang kerap terabaikan.
“Dalam kesunyian malam, kita dapat mendengarkan suara hati yang terlupakan dalam kebisingan siang hari,” katanya.
Andi percaya, setiap malam membawa pesan tersendiri. Kesunyian yang hadir bukanlah kekosongan, melainkan ruang untuk berdialog dengan diri sendiri, untuk menata kembali langkah, dan menyiapkan harapan bagi hari esok.
“Biarkan malam membawa kedamaian bagi jiwamu; dalam kesunyiannya, kita menemukan jawaban yang dicari,” tutupnya penuh makna.
Renungan malam ini bukan hanya milik Andi, melainkan juga sebuah pengingat bagi siapa saja: bahwa di balik gelapnya malam, ada cahaya kecil bernama harapan. Bahwa dalam hening, ada jawaban yang tidak ditemukan di keramaian. Dan bahwa secangkir kopi sederhana pun bisa menjadi teman terbaik dalam perjalanan mencari ketenangan.
Heri