Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, mnctvano.com,- Warga Dolok tapalan terpaksa turun tangan membangun jalan secara bergotong royong. Ketiadaan perhatian dari pemerintah membuat mereka harus berinisiatif sendiri agar akses jalan tetap bisa digunakan.
Fakta ini pun memicu sorotan dari berbagai pihak, yang menilai bahwa kejadian ini menunjukkan lemahnya sense of crisis dari eksekutif.
“Persoalan ini harus dilihat dengan serius dan seksama. Kalau benar sampai ada gotong royong warga untuk membangun jalan itu artinya ada kelemahan pemerintah terhadap kebutuhan infrastruktur masyarakat warga
Kami minta pihak terkait agar mendorong masalah ini agar segera mendapat perhatian. dari pemerintah kabupaten. kami akan meminta agar pembangunan jalan dianggarkan di jalan Dolok tapalan yang terhubung di kelurahan tapian nauli siopat-opat, kecamatan, angkola selatan
Jalan ini merupakan jalan Umum yang menjadi tanggung jawab pemerintah kelurahan maupun kabupaten. Namun, lambatnya respon pemerintah membuat warga akhirnya berinisiatif untuk memperbaiki jalan tersebut secara swadaya.
Menurut salah seorang warga merangkap sebagai profesi wartawan/PERS,bahwa kondisi jalan yang rusak sudah berlangsung cukup lama. Jalan berlubang dan becek saat hujan turun membuat akses transportasi terganggu, terutama bagi pelajar dan pekerja yang melintas setiap hari. ucap nya pada hari kamis tanggal 12 februari 2025
Kami tidak bisa menunggu terlalu lama. Kalau tidak diperbaiki, jalan ini akan semakin parah dan membahayakan pengguna jalan. Jadi, warga sepakat untuk bergotong royong,” ujar salah satu tokoh masyarakat setempat.
Gotong royong dilakukan dengan cara mengumpulkan dana dan material secara mandiri. Warga secara sukarela bekerja mencangkul dan menimbun jalan yang rusak dengan material seadanya
Kami patungan untuk beli semen dan batu. Kalau menunggu pemerintah, entah sampai kapan jalan ini akan diperbaiki. tambahnya.
Warga juga meminta agar pemerintah lebih proaktif dalam mengatasi masalah infrastruktur, terutama jalan-jalan di kelurahan yang menjadi akses utama bagi warga.
Hal ini semakin memicu kekecewaan masyarakat, yang menilai bahwa pemerintah kurang transparan dan responsif terhadap keluhan warga.
Warga berharap pemerintah segera turun tangan untuk memperbaiki jalan secara permanen. Perbaikan sementara yang dilakukan masyarakat hanya bersifat darurat dan tidak akan bertahan lama.
Kami hanya bisa menambah sedikit demi sedikit. Seharusnya pemerintah turun tangan dan membuat perbaikan yang layak. keluh warga lainnya.
Masyarakat juga mendesak agar anggaran perbaikan jalan ini segera direalisasikan agar tidak ada lagi kasus serupa di daerah lain.
Kalau kami bisa gotong royong, kenapa pemerintah tidak bisa segera bertindak?.. Bukankah infrastruktur jalan adalah tanggung jawab pemerintah? ujar seorang warga dengan nada kecewa.
Fenomena warga yang membangun jalan Dolok tapalan secara swadaya menjadi tamparan bagi pemerintah daerah. Ini bukan hanya soal pembangunan infrastruktur, tetapi juga cerminan dari lemahnya pengawasan dan respons terhadap kebutuhan masyarakat.
Kami masyarakat menunggu realisasi janji pemerintah. Harapannya, gotong royong yang mereka lakukan bisa menjadi pendorong agar pemerintah lebih responsif dan peduli terhadap kondisi infrastruktur yang ada di kelurahan tapian nauli,
Namun dari pihak pemerintah setempat maupun kabupaten masih belum dapat di hubungi. Hingga berita ini di terbitkan. sabtu 15 februari 2025
(AZH)