Musi Rawas, Sumatera Selatan, mnctvano.com,- Jagat media sosial dihebohkan dengan unggahan akun Facebook bernama. M” Yang mengungkap kisah memilukan rumah tangganya.Dalam postingan yang muncul beberapa hari yang lalu, Jumat (26/09/2025), ia meluapkan kekesalan terhadap suaminya yang disebut-sebut sebagai salah satu oknum anggota DPRD Kabupaten Musi Rawas.
M”secara terbuka menuliskan kekecewaannya. Ia menyinggung perilaku sang suami yang terus-menerus menikah lagi, tanpa memikirkan perasaan keluarga yang telah lama berjuang mendampinginya.
“Ado yo Wakil Rakyat gawe nyo tukang kawin cak ini,” tulisnya dengan nada getir.
(Ada ya wakil rakyat pekerjaannya tukang kawin seperti ini.)
Lebih lanjut, ia menceritakan bagaimana sang anak hanya tinggal di kosan sederhana selama 11 tahun, sementara ayah yang seharusnya menjadi panutan justru sibuk dengan urusan rumah tangga baru.
“Anak aku tinggal dibedeng sudah 11 tahun kok bisa ya bak nyo nikah dak sudah-sudah ni,” tulis M’.
(Anak saya tinggal di kosan sudah 11 tahun, kok bisa ya bapaknya menikah tidak sudah-sudah.)
Postingan ini sontak menuai banyak komentar warganet. Tak sedikit yang merasa prihatin, marah, bahkan kecewa terhadap figur publik yang seharusnya menjadi teladan, justru menimbulkan luka mendalam di dalam rumah tangganya sendiri.
Unggahan tersebut kini menjadi perbincangan hangat di Musi Rawas. Banyak netizen menyayangkan tindakan seorang wakil rakyat yang justru menorehkan catatan kelam dalam urusan pribadi.
“Seharusnya wakil rakyat itu memberi contoh baik, bukan malah menyakiti hati keluarga sendiri,” tulis salah satu akun.
Ada juga yang menyoroti sisi kemanusiaan dari kisah ini. “Kasihan anaknya, sudah 11 tahun hidup sederhana, tapi bapaknya menikah lagi terus. Sungguh ironi seorang pejabat,” ujar netizen lainnya.
Kisah ini menambah daftar panjang potret kelam wakil rakyat di daerah. Oknum anggota dewan yang seharusnya memperjuangkan kepentingan masyarakat, justru dipertanyakan moralitasnya.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi dari pihak terkait. Namun publik sudah terlanjur kecewa, terutama karena kasus ini menyentuh persoalan nurani: kesetiaan, tanggung jawab, dan harga diri sebuah keluarga.
Kekecewaan yang diutarakan oleh,M”di media sosial seolah mewakili suara banyak perempuan yang merasa terzalimi. Cerita ini bukan sekadar tentang rumah tangga, melainkan tentang moral pejabat publik yang semestinya menjaga kehormatan, bukan mempermainkannya.
Heri/rlz