Ambon, mnctvano – PT Angkasa Pura Indonesia Bandara Pattimura Ambon mendukung kampanye “Earth Hour” tahun 2025 dengan melakukan pemadaman listrik di area bandara.
Pemadaman listrik dimulai pukul 20.30 WIT sampai dengan 21.30 WIT di beberapa titik di bandara seperti kawasan perkantoran, pintu masuk terminal keberangkatan, ruang tunggu Bandara dan kedatangan serta di area mitra usaha, ucap General Manager PT Angkasa Pura Indonesia Bandara Pattimura Ambon, Shively Sanssouci.
“Pelaksanaan kampanye global “Switch Off Earth Hour” 2025 dilaksanakan setelah jadwal penerbangan terakhir, dan kegiatan ini tidak mengganggu aktivitas operasional dan pelayanan di bandara karena dilakukan saat selesai operasional” ujar Shively, Minggu (23/3/2025).
Ia mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk komitmen dan kepedulian Angkasa Pura Indonesia untuk mengurangi pemanasan global, perubahan iklim guna mewujudkan lingkungan hidup yang lebih baik. Hal ini selaras dengan tujuan Injourney Airport menjadi pengelola Bandara berbasis lingkungan atau Green Airport.
“Earth Hour merupakan momentum strategis untuk mengingatkan masyarakat bahwa saat ini telah terjadi banyak perubahan iklim dimana musim sudah tidak dapat diprediksi, sehingga dibutuhkan peran serta seluruh stakeholder terutama di kawasan bandara untuk melakukan aksi nyata untuk menyelamatkan bumi,” ujarnya.
Shively menjelaskan, kegiatan ini bertujuan memberi inspirasi dan memberdayakan individu, institusi bisnis, organisasi, dan pemerintah untuk mengambil tindakan nyata terhadap lingkungan alam. Selain itu Bandara Pattimura juga memberikan souvenir kepada pengguna jasa dan mengumpulkan tanda tangan (petisi) seluruh komunitas bandara sebagai dukungan terhadap gerakan Earth Hour.
“Kita berupaya mengedukasi masyarakat serta menunjukan komitmen bahwa kita peduli dengan lingkungan hidup. Pemadaman lampu selama satu jam tentu membawa dampak positif bagi keberlanjutan lingkungan,” tambah Shively.
Earth Hour merupakan gerakan lingkungan yang diinisiasi WWF secara global, sebagai salah satu kampanye perubahan iklim “open source” pertama. Kampanye ini telah berkembang dari sebuah kegiatan simbolis di satu kota tahun 2007 ke gerakan lingkungan akar rumput terbesar di dunia yang mencakup lebih dari 7.000 kota dan 180 negara dan wilayah.
Penulis : Nunik