Tokoh Pemuda Tapanuli Tengah Erik Pasaribu “Dì Jaman Baktiar Sibarani Tapanuli Tengah Naik Kelas, Coba Dì Bandingkan Dengan Bupati Sebelum nya”

banner 468x60

Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, mnctvano.com,- Program pengembangan daerah bertajuk “Tapanuli Growth” yang pernah digulirkan di Kabupaten Tapanuli Tengah menuai kritik tajam dari masyarakat. Sejumlah proyek yang masuk dalam program tersebut dinilai tidak membawa dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat, bahkan disinyalir menjadi ladang pemborosan anggaran negara.

Salah satu proyek yang menjadi sorotan adalah pembangunan Bukit Anugerah, yang semula ditujukan sebagai kawasan wisata religi. Proyek ini justru ditengarai merusak kawasan hutan lindung dan menyedot anggaran besar untuk pembangunan Patung Anugerah, yang hingga kini belum juga rampung. Tidak ada kejelasan mengenai rincian anggaran maupun pertanggungjawaban proyek tersebut.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Kondisi serupa juga terlihat pada proyek pembangunan jalan penghubung menuju Terminal Aek Korsik yang hingga kini terbengkalai. Proyek tersebut tidak memberikan manfaat nyata bagi mobilitas masyarakat dan hanya meninggalkan kesan buruk dalam hal perencanaan dan eksekusi.

Tak hanya itu, pada masa pemerintahan sebelumnya, publik juga mencatat adanya persoalan serius terkait masuknya perusahaan perkebunan sawit ke wilayah Tapanuli Tengah. Kehadiran perusahaan tersebut memicu konflik agraria karena dugaan perampasan tanah milik masyarakat. Dalam periode yang sama, muncul dugaan adanya intimidasi terhadap warga untuk memenangkan salah satu partai politik pada masa pemerintahan Bupati Tuani Lumbantobing Dan Begitu Sejumlah janji politik yang sempat disampaikan kala itu pun tidak terealisasi setelah terpilih.

Di tengah berbagai kritik terhadap program masa lalu, sejumlah pihak menilai bahwa masa kepemimpinan Bakhtiar Ahmad Sibarani membawa perubahan positif bagi Kabupaten Tapanuli Tengah. Hal ini disampaikan oleh Erik Firmansyah Pasaribu, tokoh pemuda dari Kecamatan Tukka, yang menyebut bahwa pembangunan di masa Bakhtiar jauh lebih terarah dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

“Mari kita melihat dengan akal sehat dan objektif, bukan karena kebencian. Bapak Bakhtiar Sibarani telah membawa Tapanuli Tengah naik kelas jika dibandingkan dengan kepemimpinan sebelumnya,” ujarnya.

Dalam kurun waktu tiga tahun kepemimpinannya, yang sebagian besar dilalui dalam situasi pandemi Covid-19, sejumlah capaian pembangunan infrastruktur berhasil diwujudkan. Antara lain:

• Pembangunan jalan sepanjang 217,73 kilometer (hotmix) dan 31,97 kilometer (lapen)
• Pembangunan 24 unit jembatan dari tahun 2017 hingga 2021
• Revitalisasi kawasan publik seperti Alun-Alun Pandan, yang kini menjadi ikon baru kota
• Penguatan sektor pariwisata, termasuk pembangunan Jembatan Al-Fahris di Barus •Respons cepat terhadap dampak pandemi melalui bantuan sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah di bawah kepemimpinan Bakhtiar juga dinilai berhasil menciptakan stabilitas dan membuka peluang kerja melalui pembangunan infrastruktur serta sektor pariwisata yang terintegrasi.

Erik menilai bahwa evaluasi terhadap program-program terdahulu seperti “Tapanuli Growth” penting untuk dilakukan guna mencegah terjadinya pemborosan anggaran publik di masa menda tang. Transparansi dan akuntabilitas harus menjadi prioritas dalam setiap program pembangunan. Senin 09 Juni 2025

Sementara itu, publik diimbau untuk tidak terus-menerus menyebarkan narasi negatif terhadap kepemimpinan yang telah menunjukkan capaian konkret. Kritik diperlukan, namun harus disertai dengan data dan analisis objektif agar tidak menjadi alat propaganda politik semata.

“Pembangunan yang tepat sasaran dan berpihak kepada masyarakat harus terus dilanjutkan. Kita tidak boleh terjebak pada romantisme masa lalu yang justru menyisakan banyak persoalan,” tutup Erik Pasaribu

(Red)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *